Penulis : Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed.
Drs. Erman Amti
Penerbit : Rineka Cipta
BAB I LATAR BELAKANG
A.
Pembangunan
dan Perkembangan Masyarakat
Sejak awal
kemerdekaannya bangsa & pemerintah Indonesia bertekad untuk
menyelenggarakan perjuangan pembangunan menuju bangsa yang cerdas, maju, adil,
dan makmur, baik spiritual maupun materiil. Bangsa kita ingin mengejar
ketertinggalan yang amat parah yang kita warisi akibat zaman penjajahan yang
sangat panjang.
Globalisasi
berasal dari kata global yang berarti menyeluruh. Kata global dapat pula
dikaitkan dengan globe yang berarti bulatan bumi secara menyeluruh. Globalisasi
berarti keadaan yang menyangkut segenap bagian dunia secara menyeluruh.
Globalisasi dan
informasi ibarat dua sisi dari satu mata uang. Perkembangan yang semakin deras
arus informasi melalui media massa merupakan senjata yang paling ampuh bagi
berlangsungnya proses globalisasi.
B.
Manusia:
Makhluk Paling Indah dan Berderajat Paling Tinggi
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang
paling indah dan paling tinggi derajatnya. Keindahan manusia berpangkal pada
diri manusia itu sendiri. Diri manusia memang indah, baik fisiknya, maupun
dasar-dasar mental dan kemampuannya. Predikat “paling tinggi” mengisyaratkan
bahwa tidak ada makhluk lain yang dapat mengatasi dan mengalahkan manusia.
Manusialah yang justru diberi kemungkinan untuk mengatasi ataupun menguasai
makhluk-makhluk lain.
C.
Dimensi-Dimensi
Kemanusiaan
Pertama, antara
orang yang satu dengan orang-orang lainnya terdapat berbagai perbedaan yang
kadang-kadang bahkan sangat besar.
Kedua, semua
orang memerlukan orang lain. Tiada seorang pun memperoleh kehidupan yang
menyenangkan & membahagiakan apabila orang tidak pernah berperanan
terhadapnya.
Ketiga,
kehidupan manusia tidak bersifat acak ataupun sembarangan, tetapi mengikuti aturan-aturan
tertentu. Hampir semua kegiatan manusia, baik perseorangan maupun kelompok,
mengikuti aturan-aturan tertentu.
Keempat, juga
dari sudut tinjauan agama, kehidupan tidak semata-mata kehidupan di dunia fana,
melainkan juga menjangkau kehidupan di akhirat.
Keempat gejala
mendasar yang diuraikan tersebut merupakan dimensi kemanusiaan.
D.
Manusia
Seutuhnya
Manusia
seutuhnya itu adalah mereka yang mampu menciptakan dan memperoleh kesenangan
& kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya.
E.
Perlunya
Bimbingan dan Konseling
Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak
tahun 1960-an. Mulai tahun 1975 pelayanan bimbingan konseling telah secara
resmi memasuki sekolah-sekolah, yaitu dengan dicantumkannya pelayanan tersebut
pada Kurikulum 1975 yang berlaku di sekolah-sekolahseluruh Indonesia, pada
jenjang SD, SLTP dan SLTA. Pada Kurikulum 1984 keberadaan bimbingan konseling
lebih dimantapkan. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah telah diterima
dan menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan ruang lingkupnya jelas. Mengingat
bahwa sumber permasalahan anak-anak, remaja dan pemuda sebagian besar berada
diluar sekola, dan mengingat pula bahwa permasalahan yang dialami manusia tidak
hanya terdapat disekolah, maka pelayanan bimbingan dan konseling perlu
menjangkau daerah-daerah yang lebih luas diluar sekolah.
~
~ 0 ~ ~
BAB II WAWASAN TENTANG PEMAHAMAN
PENANGANAN DAN PENYIKAPAN TERHADAP KASUS
A.
Tinjauan
Awal Tentang Kasus
Dalam bimbingan
dan konseling pemakaian kata “kasus” tidak menjurus kepada
pengertian-pengertian tentang soal-soal ataupun perkara-perkara yang berkaitan dengan
urusan kriminal atau perdata, urusan hukum ataupun polisi, atau urusan yang
bersangkut-paut dengan pihak-pihak yang berwajib. Kata “kasus” dalam bimbingan
dan konseling sekadar untuk menunjukkan bahwa “ada sesuatu permasalahan
tertentu pada diri seseorang yang perlu mendapatkan perhatian dan pemecahan
demi kebaikan untuk diri yang bersangkutan”.
B.
Pemahaman
Tentang Kasus
Pemahaman yang
lebih mendalam terhadap kasus dilakukan untuk mengetahui lebih jauh berbagai
seluk-beluk kasus tersebut, tidak hanya sekadar mengerti permasalahannya atas
dasar deskripsi yang telah dikemukakan pada awal pengenalan kasus semata-mata.
C.
Penanganan
Kasus
1) Pengenalan
awal tentang kasus
2) Pengembangan
ide-ide
3) Penjelajahan
lebih lanjut
4) Mengusahakan
upaya-upaya kasus
D.
Penyikapan
Terhadap Kasus
Penyikapan pada
umumnya mengandung unsur-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan terhadap objek
yang disikapinya. Dengan dilibatkannnya unsur-unsur kognisi, afeksi, dan
perlakuan yang mengacu pada hakikat keberadaan manusia sampai dengan pemahaman
dan penanganan kasus, agak lengkaplah dasar-dasar penyikapan seseorang terhadap
kasus yang dipercayakan kepadanya.
~
~ 0 ~ ~
BAB III PENGERTIAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
A.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian
Bimbingan
Bimbiangan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing
dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
2. Pengertian
Konseling
Konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut
konselor)kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
B.
Istilah
Penyuluhan dan Konseling
Penggunaan
istilah penyuluhan dalam arti “konseling” dan penyuluhan dalam arti “pembinaan
masyarakat” seolah-oleh berlomba dan saling mempertahankan keberadaan
masing-masing. Dalam “perlombaan” ini dapat dimengerti bahwa penyuluhan dalam
arti yang kedua lebih memperoleh pasaran, dalam arti konseling makin tertinggal
dan terkungkung dalam lingkungannya sendiri, khususnya lingkungan sekolah.
C.
Perkembangan
Konsepsi Bimbingan dan Konseling
Pada awalnya
istilah “bimbingan” berdiri sendiri dan tidak mengandung didalamnya pengertian
konseling. Pada periode berikutnya istilah bimbingan dan konseling dipakai
secara kebersamaan dan yang satu memuat yang lain. Pada perkembangan lebih
lanjut istilah konseling berdiri sendiri dan sekaligus ia memuat pengertian
bimbingan.
D.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Tujuan umum
bimbingan dan konseling membantu individu agar dapat mencapai perkembangan
secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat dan nilai-nilai, serta
terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi individu (klien). Tujuan khusus
bimbingan dan konseling langsung terkait pada arah perkembangan klien dan
masalah-masalah yang dihadapi. Tujuan-tujuan khusus itu merupakan penjabaran
tujuan-tujuan umum yang dikaitkan pada permasalahan klien, baik yang menyangkut
perkembangan maupun kehidupannya.
E.
Asas-asas
Bimbingan dan Konseling
1.
Asas kerahasiaan
2.
Asas kesukarelaan
3.
Asas keterbukaan
4.
Asas kekinian
5.
Asas kemandirian
6.
Asas kegiatan
7.
Asas kedinamisan
8.
Asas keterpaduan
9.
Asas kenormatifan
10. Asas
keahlian
11. Asas
alih tangan
12. Asas
tutwuri handayani
F.
Kesalahpahaman
dalam Bimbinagn dan Konseling
1.
Bimbingan dan konseling disamakan saja
dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.
2.
Konselor di sekolah dianggap sebagai
polisi sekolah.
3.
Bimbingan dan konseling dianggap
semata-mata sebagai proses pemberian nasihat.
4.
Bimbingan dan konseling dibatasi pada
hanya menangani masalah yang bersifat insidental.
5.
Bimbingan dan konseling dibatasi hanya
untuk klien-klien tertentu saja.
6.
Bimbingan dan konseling melayani “orang
sakit” dan/atau “kurang normal”.
7.
Bimbingan dan konseling bekerja sendiri.
8.
Konselor harus aktif, sedangkan pihak
lain pasif.
9.
Menganggap pekerjaan bimbingan dan
konseling dapat dilakukan oleh siapa saja.
10. Pelayanan
bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja.
11. Menyamakan
pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter atau psikiater.
12. Menganggap
hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat.
13. Menyamaratakan
cara pemecahan masalah bagi semua klien.
14. Memusatkan
usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan instrumentasi bimbingan dan
konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan alat pengungkap lainnya).
15. Bimbingan
dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang ringan saja.
~
~ 0 ~ ~
BAB IV LANDASAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
A.
Landasan
Filosofis
Pelayanan
bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang
semuanya diharapkan merupakan tindakan yang yang bijaksana. Untuk itu
diperlukan pemikiran yang filosofis tentang berbagai hal yang bersangkut-paut
dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
1. Hakikat
Manusia
Hakikat manusia akan terwujud
selama manusia itu ada, dari zaman ke zaman. Namun untuk mengoptimalkan
perwujudan kemanusiaan itu, upaya-upaya pendidikan, pembudayaan, dan konseling
perlu diselenggarakan.
2. Tujuan
dan Tugas Kehidupan
Tujuan hidup yang dicapai melalui
pemenuhan tugas-tugas kehidupan menurut model Witner & Smeeney itu telah
memperlihatkan dimensi pokok kehidupan manusia yang memang perlu dikembangkan,
terutama dimensi spiritual dan psikologis, sosio-emosional.
B.
Landasan
Religius
1. Manusia
Sebagai Makhluk Tuhan
2. Sikap
Keberagamaan
3. Peranan
Agama
C.
Landasan
Psikologis
Landasan
psokologis dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang
tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
Untuk keperluan bimbingan dan
konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu dikuasai :
1. Motif
dan motivasi
2. Pembawaan
dasar dan lingkungan
3. Perkembangan
individu
4. Belajar,
balikan dan penguatan
5. Kepribadian
D.
Landasan
Sosial Budaya
Landasan sosial
budaya yang mengingatkan bahwa bimbingan dan konseling yang hendak dikembangkan
adalah bimbingan untuk seluruh rakyat Indonesia dengan kebhinekaan budayanya.
E.
Landasan
Ilmiah dan Teknologis
Landasan ini
membicarakan tentang sifat-sifat keilmuan bimbingan dan konseling. Dalam kaitan
ini dikemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu ilmu sebagaimana ilmu-ilmu
lainnya.
F.
Landasan
Pedagosis
Landasan ini
mengemukakan bahwa antara pendidikan dan bimbingan memang dapat dibedakan,
tetapi tidak dipisahkan. Tujuan bimbingan dan konseling, disamping memperkuat
tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya.
Mohon ijin share ya, Mbak
BalasHapusMakasih