Kamis, 27 November 2014

LANJUTAN RESUMAN DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING (BAB V-VIII)



BAB V FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

A.  Fungsi Bimbingan dan Konseling
1.    Fungsi Pemahaman
a.    Pemahaman Tentang Klien
Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien. Pemahaman tidak hanya sekadar mengenal diri klien, melainkan labih jauh lagi, yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi klien, kakuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungannnya. Pemahaman diri klien yang pertama adalah klien itu sendiri. Pemahaman tentang diri klien perlu bagi pihak-pihak lain khususnya pihak yang berkepentingan dengan perkembangan dan kebahagiaan hidup klien. Pihak lain yang sangat berkepantingan dengan pemahaman terhadap klien adalah konselor. Pemahaman konselor terhadap klien dipergunakan oleh konselor baik untuk secara langsung membantu klien dalam pelayanan bimbingan konseling lebih lanjut, maupun sebagai bahan acuan utama dalam rangka kerjasama denagn pihak-pihak lain dalam membantu klien.
b.    Pemahaman Tentang Masalah Klien
Selain konselor, pihak-pihak lain yang amat berkepentinagn dengan pemahaman masalah klien adalah klien itu sendiri, orang tua, dan guru (khususnya bagi siswa di sekolah). Klien amat perlu memahami masalah yang dialaminya, sebab dengan memahami masalahnya itu ia memiliki dasar bagi upaya yang akan ditempuhnya untuk mengatasi masalahnya.
c.    Pemahaman Tentang Lingkungan yang “Lebih Luas”
Beberapa jenis lingkungan yang “lebih luas”, seperti lingkungan sekolah bagi para siswa, lingkungan kerja dan industri bagi para karyawan, dan lingkungan-lingkungan kerja bagi individu-individu sesuai dengan sangkut-paut masing-masing. Termasuk ke dalam lingkungan yang lebih luas adalah berbagai informasi yang diperlukan oleh individu, seperti informasi pendidikan dan jabatan bagi para siswa, informasi promosi dan pendidikan lebih lanjut bagi para karyawan, dsb.
2.    Fungsi Pencegahan
a.    Pengertian Pencegahan
Dalam dunia kesehatan mental “pencegahan” didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana lingkunagn yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu benar-banar terjadi (Horner & McElhaney, 1993).
b.    Upaya Pencegahan
1)   Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif terhadap individu yang bersangkutan.
2)   Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien.
3)   Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.
4)   Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan risiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.
5)   Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.
3.    Fungsi Pengentasan
a.    Langkah-langkah pengentasan masalah
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah yang dialami individu adalah berbeda dan tidak boleh disamaratakan. Dengan demikian penanganannya pun juga berbeda.
b.    Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis
Ada tiga dimensi diagnosis, yaitu: diagnosis mental/psikologis, diagnosis sosio-emosional, dan diagnosis instrumental.
c.    Pengentasan masalah berdasarkan teori konseling
Sejumlah ahli telah mengantarkan berbagai teori konseling, antara lain teori ego-counseling, pendekatan transactional analysis, pendekatan konseling berdasarkan self-theory, gestalt counseling, pendekatan konseling yang bersifat behavioristik, pendekatan rasional dalam bentuk Reality Therapy dan Rational Emotive Therapy. 
4.    Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal yang merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program. Misalnya disekolah, bentuk dan ukuran meja dan kursi disesuaikan dengan ukuran dan sikap tubuh yang diharapkan.
B.  Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakan bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
1.    Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan.
2.    Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu.
3.    Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan.
4.    Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan.
5.    Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil-hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan pelayanan. Konselor terikat oleh prinsip-prinsip tersebut, di sekolah maupun di luar sekolah.
~ ~ 000 ~ ~

BAB VI ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING

A.  Orientasi Bimbingan dan Konseling
1.    Orientasi Perseorangan
Orientasi perseorangan berarti pusat perhatian dan titik berat pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan kepada orang perorang sasaran layanan.
2.    Orientasi Perkembangan
Orientasi perkembangan melihat sasaran layanan sebagai individu yang sedang berkembang. Pelayanan bimbingan dan konseling justru melayani perkembangan itu, agar perkembangan itu berjalan melalui tahap-tahap secara lancar dan mencapai tugas-tugas secara optimal sesuai dengan tahap-tahap perkembangan.
3.    Orientasi Permasalahan
Orientasi permasalahan bermaksud mengarahkan perhatian konselor kepada kemungkinan adanya masalah pada diri sasaran layanan, dan jika ternyata masalah itu memang ada, layanan bimbingan dan konseling berusaha mengentaskannya.
B.   Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling
1.    Pelayanan Bimbingan Konseling Di Sekolah
Di sekolah, pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bidang pelayanan pokok di samping dua bidang pelayanan lainnya, yaitu bidang pelayanan kurikulum dan pengajaran serta bidang administrasi dan pengelolaan. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah memberikan perhatian utama dan menyelenggarakan pelayanan yang secukup-cukupnya untuk para siswa agar mereka mampu berkembang dan belajar secara optimal. Konselor sekolah merupakan tenaga utama dan inti serta ahli dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
2.    Pelayanan Bimbingan Konseling Di Luar Sekolah
Di luar sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan di dalam keluarga dan di lembaga-lembaga serta bidang-bidang lain dalam masyarakat luas. Dala kaitan itu, konselor berada di mana-mana, bekerja diberbagai lembaga dalam berbagai bidang kehidupan, bekerja sama dengan berbagai pihak, dan menawarkan jasa bimbingan dan konseling secara luas dalam masyarakat.
~ ~ 000 ~ ~

BAB VII JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A.  Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkunagn yang baru dimasukinya.
1.    Layanan Orientasi Di Sekolah
Untuk lingkungan sekolah, materi orientasi yang mendapat penekanan adalah:
a.    Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya.
b.    Kurikulum yang ada.
c.    Penyelenggaraan pengajaran.
d.   Kegiatan belajar siswa yang diharapkan.
e.    Sistem penilaian, ujian dan kenaikan kelas.
f.     Fasilitas dan sumber belajar yang ada.
g.    Fasilitas penunjang.
h.    Staf pengajar dan tata usaha.
i.      Hak dan kewajiban siswa.
j.      Organisasi siswa.
k.    Organisasi orang tua siswa.
l.      Organisasi sekolah secara menyeluruh.
2.    Metode Layanan Orientasi Sekolah
Untuk anak-anak yang segera akan memasuki SLTP, Allen & McKean menyarankan beberapa kegiatan:
a.    Kunjunagn ke SD pemasok.
b.    Kunjungan ke SLTP pemesan.
c.    “Malam” pertemuan dengan orang tua.
d.   Staf konselor bertemu dengan guru membicarakan siswa-siswa baru.
e.    Mengunjungi kelas.
f.     Memanfaatkan siswa-senior.
3.    Layanan Orientasi Di Luar Sekolah
Cara penyajian orientasi di luar sekolah sangat tergantung pada jenis orientasi yang diperlukan dan siapa yang memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti “Badan Penasihat Perkawinan”, “Pusat Rehabilitasi Narapidana”, “Pusat Orientasi Tenaga Kerja”, dll dapat dibentuk dan konselor menjadi tenaga ahli serta penggerak lembaga bantuan khusus di masyarakat.
B.  Layanan Informasi
Ada 3 alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan. Pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial-budaya. Kedua, memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya “ke mana dia ingin pergi”. Ketiga, setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawakan pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu.
1.    Jenis-Jenis Informasi
a.    Informasi pendidikan
b.    Informasi jabatan
c.    Informasi sosial budaya
2.    Metode layanan informasi di sekolah
Pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti metode ceramah, diskusi panel, wawancara, karyawisata, alat-alat peraga dan alat-alat bantu lainnya, buku panduan, kegiatan sanggar karier, dan sosiodrama.
3.    Layanan Informasi Di Luar Sekolah
Layanan informasi juga banyak diperlukan oleh warga masyrakat di luar sekolah. Jenis-jenis informasi yang diperlukan diantaranya, informasi berkenaan dengan penghidupan yang lebih luas, yaitu perikehidupan beragama, berkeluarga, bekerja, bermasyarakat, dan bernegara dapat merupakan kebutuhan banyak warga masyarakat.
C.  Layanan Penempatan dan Penyaluran
1.    Penempatan dan Penyaluran Siswa di Sekolah
Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah berupa: (a) Penempatan siswa di dalam kelas, (b) Penempatan dan penyaluran kedalam kelompok-kelompok belajar, (c) Penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler, (d) Penempatan dan penyaluran ke jurusan/program studi.
2.    Penempatan dan Penyaluran Lulusan
Penempatan dan penyaluran lulusan ada dua yaitu, penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan dan penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan. 
D.  Layanan Bimbingan Belajar
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap: (a) pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, (b) pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar, (c) pemberian bantuan pengentasan masalah belajar.
1.     Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, dapat digolongkan: keterlambatan akademik, ketercepatan dalam belajar, sangat lambat dalam belajar, kurang motivasi dalam belajar, bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar.
2.    Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu: (a) pengajaran perbaikan, (b) kegiatan pengayaan, (c) peningkatan motivasi belajar, (d) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.
E.  Layanan Konseling Perorangan
Pada bagian ini konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antar konselor dan klien. Dalam hubungan itu masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri.
F.   Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.
G. Kegiatan Penunjang
Alat dan kelengkapan yang paling handal dimiliki oleh konselor untuk menjalankan tugas-tugas pelayanannya ialah mulut dan berbagai keterampilan komunikasi baik verbal maupun non-verbal.
~ ~ 000 ~ ~

BAB VIII BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI PROFESI

A.  Pengertian dan Ciri-ciri Profesi
Berkaitan dengan “profesi” ada beberapa istilah yang hendaknya tidak dicampuradukkan, yaitu profesi, profesional, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi. Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki syarat-syarat atau ciri-ciri seperti suatu profesi merupakan suatu jabatan/ pekerjaan yang memiliki fungsi dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan.
B.  Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling
Pengembangan profesi bimbingan dan konseling antara lain melalui (a) standardisasi untuk kerja profesional konselor, (b) standardisasi penyiapan konselor, (c) akreditasi, (d) stratifikasi, (e) pengembangan organisasi profesi.
C.  Perkembangan Gerakan Bimbingan di Indonesia
Pembangunan dan pembaruan di bidang pendidikan tidak hanya berlangsung pada tingkat pendidikan dasar, tetapi juga pada tingkat pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Pada 1960 (tepat tanggal 20-24 Agustus 1960) diadakan konferensi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di Malang untuk membantu masalah tersebut. Salah satu hasil dari konferensi itu ialah dimasukkannya ke dalam dunia pendidikan di Indonesia yaitu “bimbingan dan konseling”. Inilah langkah awal perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia.